Tanggapan atas berita di media Bogor yang menulis bahwa pelatih Persikabo dipukuli suporter Persiraja.
Isi dari berita tersebut saya akui sebagian memang benar, tapi sebagian besar tidak benar. Namun saya tidak ingin mengomentari detil-detil lain dari berita itu, tapi yang ingin saya komentari adalah judul berita yang menyebutkan bahwa Pelatih Persikabo, Maman Suryaman, dipukuli oleh penonton dan suporter Persiraja.
Saya ingin menegaskan, berita bahwa Maman Suryaman dipukuli itu sudah mengada-ada. Dan saya ingin jelaskan kejadian yang sesungguhnya, karena saya sendiri yang menyelamatkan Maman Suryaman.
Memang benar, massa yang berkumpul di depan stadion, baik dari suporter (SKULL), maupun penonton umum, sudah menunggu rombongan Persikabo keluar dari stadion seusai pertandingan. Tujuan massa tersebut adalah untuk menuntut permintaan maaf dari Persikabo atas kejadian di Stadion Cibinong pada putaran pertama lalu.
Begitu rombongan Persikabo keluar, massa mulai semakin mendekat dan mengepung rombongan Persikabo, tapi terhalang oleh blokade polisi dan polisi militer. Dalam kawalan ketat dari aparat keamanan itulah Maman Suryaman berjalan menuju bis sambil menundukkan kepalanya demi menghindari penyerangan massa yang terlanjur marah. Tapi massa sama sekali tak bisa menyentuh Maman Suryaman karena terhalang pengawalan rapat dari aparat.
Saya (penasehat SKULL) adalah orang yang ikut melindungi Maman Suryaman hingga ia berhasil sampai ke pintu bis. Sebelum tiba di depan pintu bis, saya bicara kepada Maman Suryaman, "Kang Maman, masih ingat saya?"
Pertanyaan itu saya lontarkan karena saya kenal baik dengan Maman Suryaman, saat ia menjadi asisten pelatih Persiraja mendampingi Herry Kiswanto pada musim kompetisi 2008-2009 yang lalu.
Namun karena kondisi yang begitu mencekam, Maman Suryaman yang sudah terlanjur panik tidak bisa lagi mengenali siapapun yang ada di lokasi. Setelah saya lontarkan pertanyaan tadi, ia hanya melihat sekilas wajah saya dan ucapan yang keluar dari mulutnya hanyalah, "iya, maaf, maaf." Saya yakin ia sudah tidak bisa mengenali saya lagi.
Kemudian saya rangkul tangan Maman Suryaman, dan bersama salah satu senior SKULL lainnya yang bernama Norman, kami menggiring Maman Suryaman menuju ke dalam bis sambil melindunginya dari amuk massa. Justru ketika kami berdua melindungi Maman Suryaman, sebuah batu sebesar bola tenis melayang ke arah kami dan tepat mengenai kepala rekan saya Norman sehingga darah segar muncrat. Selanjutnya rekan saya itu pitam dan ia segera dilarikan ke kantor Palang Merah Indonesia (PMI) yang tak jauh dari lokasi oleh anggota SKULL lainnya.
Untuk digarisbawahi, saya terlibat langsung dan melihat dengan jelas semua kejadian di pintu bis hingga akhirnya Maman Suryaman berhasil saya bawa masuk ke dalam bis dibantu salah seorang polisi. Sementara di belakang saya, massa yang tadinya berkerumun sudah kocar-kacir dikejar dan dihajar oleh polisi militer.
Saat melangkah naik ke dalam bis, Maman Suryaman sempat terjatuh dan terduduk di lantai bis, tapi hal itu disebabkan kepanikannya sendiri, bukan karena terkena pukulan. Setelah Maman Suryaman selamat, baru pemain-pemain lainnya menyusul naik ke dalam bis. Dalam perjalanan mereka menuju bis, saya akui beberapa pemain sempat terkena pukulan oleh penonton.
Tapi suporter Persikabo (Kabomania) harus mengetahui, bahwa dalam kejadian tersebut SKULL sendiri terpecah menjadi dua kelompok, yaitu mereka yang sangat marah dan ingin memukuli pemain Persikabo, dan mereka yang justru tidak menyetujui aksi tersebut dan justru menjadi pelindung para pemain Persikabo.
Setelah bis Persikabo melaju, memang masih ada massa yang mengejar bis Persikabo, dan ada yang berusaha menendang badan bis serta melempari bis dengan apa saja. Tapi justru saya dan beberapa pengurus SKULL lainnya yang menghalangi aksi anarkis tersebut. Saya bahkan sempat mencekik leher salah seorang yang masih berusaha mengejar bis serta menendang salah satu anggota SKULL yang tidak mendengar himbauan para pengurus SKULL.
Jadi saya ingin tegaskan disini. Bahwa Pelatih Persikabo tidak terkena pukulan dari siapapun. Tapi karena ia sangat panik, sehingga ia terjatuh sendiri setelah berhasil naik ke dalam bis.
Kami (SKULL) tidak bermusuhan dengan kelompok suporter manapun. Dan aksi para penonton serta sebagian supporter Persiraja yang terjadi di Kota Banda Aceh, 17 Maret 2011 lalu, murni sebagai aksi balasan atas kejadian yang menimpa Persiraja di Stadion Cibinong.
Dan kami menganggap perselisihan ini sudah impas. Persikabo menang di Bogor, dan Persiraja menang di Banda Aceh. Persiraja dikerjai di Bogor, dan Persikabo dikerjai di Banda Aceh. Tetapi bila suporter Persikabo masih ingin memperpanjang masalah ini, mau tidak mau kami juga siap untuk melayani.
Salam,
TEUKU IRWAN DJOHAN
Penasehat SKULL
No. Anggota SKULL: 009
Isi dari berita tersebut saya akui sebagian memang benar, tapi sebagian besar tidak benar. Namun saya tidak ingin mengomentari detil-detil lain dari berita itu, tapi yang ingin saya komentari adalah judul berita yang menyebutkan bahwa Pelatih Persikabo, Maman Suryaman, dipukuli oleh penonton dan suporter Persiraja.
Saya ingin menegaskan, berita bahwa Maman Suryaman dipukuli itu sudah mengada-ada. Dan saya ingin jelaskan kejadian yang sesungguhnya, karena saya sendiri yang menyelamatkan Maman Suryaman.
Memang benar, massa yang berkumpul di depan stadion, baik dari suporter (SKULL), maupun penonton umum, sudah menunggu rombongan Persikabo keluar dari stadion seusai pertandingan. Tujuan massa tersebut adalah untuk menuntut permintaan maaf dari Persikabo atas kejadian di Stadion Cibinong pada putaran pertama lalu.
Begitu rombongan Persikabo keluar, massa mulai semakin mendekat dan mengepung rombongan Persikabo, tapi terhalang oleh blokade polisi dan polisi militer. Dalam kawalan ketat dari aparat keamanan itulah Maman Suryaman berjalan menuju bis sambil menundukkan kepalanya demi menghindari penyerangan massa yang terlanjur marah. Tapi massa sama sekali tak bisa menyentuh Maman Suryaman karena terhalang pengawalan rapat dari aparat.
Saya (penasehat SKULL) adalah orang yang ikut melindungi Maman Suryaman hingga ia berhasil sampai ke pintu bis. Sebelum tiba di depan pintu bis, saya bicara kepada Maman Suryaman, "Kang Maman, masih ingat saya?"
Pertanyaan itu saya lontarkan karena saya kenal baik dengan Maman Suryaman, saat ia menjadi asisten pelatih Persiraja mendampingi Herry Kiswanto pada musim kompetisi 2008-2009 yang lalu.
Namun karena kondisi yang begitu mencekam, Maman Suryaman yang sudah terlanjur panik tidak bisa lagi mengenali siapapun yang ada di lokasi. Setelah saya lontarkan pertanyaan tadi, ia hanya melihat sekilas wajah saya dan ucapan yang keluar dari mulutnya hanyalah, "iya, maaf, maaf." Saya yakin ia sudah tidak bisa mengenali saya lagi.
Kemudian saya rangkul tangan Maman Suryaman, dan bersama salah satu senior SKULL lainnya yang bernama Norman, kami menggiring Maman Suryaman menuju ke dalam bis sambil melindunginya dari amuk massa. Justru ketika kami berdua melindungi Maman Suryaman, sebuah batu sebesar bola tenis melayang ke arah kami dan tepat mengenai kepala rekan saya Norman sehingga darah segar muncrat. Selanjutnya rekan saya itu pitam dan ia segera dilarikan ke kantor Palang Merah Indonesia (PMI) yang tak jauh dari lokasi oleh anggota SKULL lainnya.
Untuk digarisbawahi, saya terlibat langsung dan melihat dengan jelas semua kejadian di pintu bis hingga akhirnya Maman Suryaman berhasil saya bawa masuk ke dalam bis dibantu salah seorang polisi. Sementara di belakang saya, massa yang tadinya berkerumun sudah kocar-kacir dikejar dan dihajar oleh polisi militer.
Saat melangkah naik ke dalam bis, Maman Suryaman sempat terjatuh dan terduduk di lantai bis, tapi hal itu disebabkan kepanikannya sendiri, bukan karena terkena pukulan. Setelah Maman Suryaman selamat, baru pemain-pemain lainnya menyusul naik ke dalam bis. Dalam perjalanan mereka menuju bis, saya akui beberapa pemain sempat terkena pukulan oleh penonton.
Tapi suporter Persikabo (Kabomania) harus mengetahui, bahwa dalam kejadian tersebut SKULL sendiri terpecah menjadi dua kelompok, yaitu mereka yang sangat marah dan ingin memukuli pemain Persikabo, dan mereka yang justru tidak menyetujui aksi tersebut dan justru menjadi pelindung para pemain Persikabo.
Setelah bis Persikabo melaju, memang masih ada massa yang mengejar bis Persikabo, dan ada yang berusaha menendang badan bis serta melempari bis dengan apa saja. Tapi justru saya dan beberapa pengurus SKULL lainnya yang menghalangi aksi anarkis tersebut. Saya bahkan sempat mencekik leher salah seorang yang masih berusaha mengejar bis serta menendang salah satu anggota SKULL yang tidak mendengar himbauan para pengurus SKULL.
Jadi saya ingin tegaskan disini. Bahwa Pelatih Persikabo tidak terkena pukulan dari siapapun. Tapi karena ia sangat panik, sehingga ia terjatuh sendiri setelah berhasil naik ke dalam bis.
Kami (SKULL) tidak bermusuhan dengan kelompok suporter manapun. Dan aksi para penonton serta sebagian supporter Persiraja yang terjadi di Kota Banda Aceh, 17 Maret 2011 lalu, murni sebagai aksi balasan atas kejadian yang menimpa Persiraja di Stadion Cibinong.
Dan kami menganggap perselisihan ini sudah impas. Persikabo menang di Bogor, dan Persiraja menang di Banda Aceh. Persiraja dikerjai di Bogor, dan Persikabo dikerjai di Banda Aceh. Tetapi bila suporter Persikabo masih ingin memperpanjang masalah ini, mau tidak mau kami juga siap untuk melayani.
Salam,
TEUKU IRWAN DJOHAN
Penasehat SKULL
No. Anggota SKULL: 009
2009: Saya (jaket khaki), bersama pengurus SKULL bercanda dengan Maman Suryaman dan Herry Kiswanto. Kaus kuning paling kanan adalah Norman, korban pelemparan batu, 17 Maret 2011.
sumber: Irwan Djohan (Pengurus S.K.U.L.L.)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar